Kemuliaan akhlak sang puteri.
Posted by Mademoiselle Sophie , Saturday, May 11, 2013 1:03 PM
Bismillah.
Rasa macam tak boleh tidur malam kalau tak share 'bendalah' ni :)
Allah. Berbelah bagi, nak share ke tak. Khuwatir kalau me myself is not up to it :(
Tapi, insyaALLAH, apa2 yang baik, kalau kita saling berkongsi, moga ada saham untuk mizan nanti, ye dak ? *sengihs*
"Wanita, muslimah atau perempuan merupakan calon 'madrasah' (sekolah) kepada anak-anak yang bakal dilahirkan kelak. Hakikatnya, mendidik 'madrasah' iaitu para wanita adalah untuk melahirkan 'madrasah-madrasah' baru iaitu anak-anak. Jika baik 'madrasah' yang dididik itu, maka baiklah 'madrasah-madrasah' yang akan dihasilkan kelak." - Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abu Bakar Al-Hamid
Sayyidatina
Fatimah Az-Zahra rha ialah seorang putri kesayangan Rasulullah ﷺ.
Beliau insan solehah yang amat pemalu. Beliau amat pemalu di depan suami
beliau sendiri, apatah lagi di depan orang lain. Bahkan malu untuk
terdengar suaranya, apatah lagi terlihat akan auratnya.
Pernah suatu ketika insan mulia ini menangis di malam hari,
Berkata Sayyidatina Asma’ binti Humais rha,
"Demi ALLAH, apa yang telah membuatmu menangis wahai binti Rasulullah?"
Lantas Sayyidatina Fatimah rha berkata,
“Aku memikirkan tetang apa yang diperbuat oleh orang-orang terhadap jenazah seorang wanita, membungkusnya dengan kain kafan dan membawanya dalam keadaan bentuk tubuhnya yang terlihat?"
Berkata Sayyidatina Asma’ rha,
“Subhanallah. Atas apa ayahmu mendidikmu? Ayahmu telah mendidikmu dengan rasa malu yang sangat tinggi. Engkau malu kalau jasadmu terlihat di hadapan orang-orang/laki-laki yang bukan mahram mu.”
Kemudian Asma’ binti Humais berkata kepada Sayyidatina Fatimah rha,
“Wahai Fatimah, aku mendengar di negeri Habsya mereka meletakkan jenazah di dalam peti kayu sebagai penutup yang dapat menutupi jasad.”.
Mendengar hal tersebut, Sayyidatina Fatimah sangat gembira lalu berkata,
“Aku wasiatkan kepadamu wahai Asma’, untuk membuatkannya untuk jenazahku nanti.”
Kemudian Sayyidatina Fatimah memanggil Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan berkata,
“Aku merasa ajalku kian dekat wahai suamiku, Aku mewasiatkan atasmu 3 perkara, iaitu :
Yang pertama : Setelah aku meninggal dunia nanti, menikahlah dengan Umamah binti Ukhti Zainab.
Yang kedua : Jangan ada yang memandikanku selain engkau wahai Ali.
Yang ketiga : Kuburkanlah aku di malam hari.
Tidak lama kemudian Sayyidatina Fatimah dipanggil oleh ALLAH SWT, dan Sayyidatina Fatimah pergi meninggalkan dunia ini ketika umurnya 29 tahun. Sungguh umur yang sangat muda, namun ALLAH Ta’ala lebih mencintai Sayyidatina Fatimah. Dan berbahagialah Sayyidatina Fatimah karena bertemu ayahnya Sayyidina Muhammad ﷺ.
Sayyidatina Fatimah meninggalkan dunia ini di umur yang sangat muda, namun Sayyidatina Fatimah meninggalkan cahaya yang sangat terang atas para wanita sebagai suri tauladan yg dapat membawa mereka ke dalam suatu keberuntungan abadi dalam keredhaan ALLAH dan Kekasih ALLAH.
Pernah suatu ketika insan mulia ini menangis di malam hari,
Berkata Sayyidatina Asma’ binti Humais rha,
"Demi ALLAH, apa yang telah membuatmu menangis wahai binti Rasulullah?"
Lantas Sayyidatina Fatimah rha berkata,
“Aku memikirkan tetang apa yang diperbuat oleh orang-orang terhadap jenazah seorang wanita, membungkusnya dengan kain kafan dan membawanya dalam keadaan bentuk tubuhnya yang terlihat?"
Berkata Sayyidatina Asma’ rha,
“Subhanallah. Atas apa ayahmu mendidikmu? Ayahmu telah mendidikmu dengan rasa malu yang sangat tinggi. Engkau malu kalau jasadmu terlihat di hadapan orang-orang/laki-laki yang bukan mahram mu.”
Kemudian Asma’ binti Humais berkata kepada Sayyidatina Fatimah rha,
“Wahai Fatimah, aku mendengar di negeri Habsya mereka meletakkan jenazah di dalam peti kayu sebagai penutup yang dapat menutupi jasad.”.
Mendengar hal tersebut, Sayyidatina Fatimah sangat gembira lalu berkata,
“Aku wasiatkan kepadamu wahai Asma’, untuk membuatkannya untuk jenazahku nanti.”
Kemudian Sayyidatina Fatimah memanggil Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan berkata,
“Aku merasa ajalku kian dekat wahai suamiku, Aku mewasiatkan atasmu 3 perkara, iaitu :
Yang pertama : Setelah aku meninggal dunia nanti, menikahlah dengan Umamah binti Ukhti Zainab.
Yang kedua : Jangan ada yang memandikanku selain engkau wahai Ali.
Yang ketiga : Kuburkanlah aku di malam hari.
Tidak lama kemudian Sayyidatina Fatimah dipanggil oleh ALLAH SWT, dan Sayyidatina Fatimah pergi meninggalkan dunia ini ketika umurnya 29 tahun. Sungguh umur yang sangat muda, namun ALLAH Ta’ala lebih mencintai Sayyidatina Fatimah. Dan berbahagialah Sayyidatina Fatimah karena bertemu ayahnya Sayyidina Muhammad ﷺ.
Sayyidatina Fatimah meninggalkan dunia ini di umur yang sangat muda, namun Sayyidatina Fatimah meninggalkan cahaya yang sangat terang atas para wanita sebagai suri tauladan yg dapat membawa mereka ke dalam suatu keberuntungan abadi dalam keredhaan ALLAH dan Kekasih ALLAH.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
...............................................................................................
Menjadi solehah itu mungkin mudah. ( iyeke? cukup syarat eyh? )
tapi, menjadi si solehah yang pemalu itu,
susah benar untuk aku =.= huhuhu
taperlah, kita cuba pelan-pelan ye :)
SHARED FROM : fb ahmad salihin